The iceman Site

Ketika acara dimulai saya sudah merasa ada “sesuatu” dengan hanya “melihat” pembawa acaranya (bukan pembicara). MC jelas tidak menguasai materi, terkesan asal-asalan, berbicara mumbling (tidak jelas). Mereka masih muda... jelas, mereka dalam tahap pembelajaran... pasti, tapi apa mereka juga harus tidak menguasai materi? Atau IMA hanya sekedar main tunjuk MC?

Student Chapter Undip, apa yang ada dalam benak anda ketika membaca SCU tersebut? Jika anda “blank” tentang SCU, paling tidak anda tahu Undip itu apa?. Jadi maksud saya adalah : Bukankah para panitia itu “orang” Undip? Yang “kadar intelektualnya” katanya lebih tinggi dari Un-Un lainnya (peng”kadaran” berdasarkan pada penerimaan mahasiswa berdasarkan atas tes intelegensia dan uang nomor 2, begitu sebaliknya untuk Un-Un yang lain) lalu kenapa hal tersebut bisa terjadi? Atau IMA hanya sebatas marketing-nya (thok)?

Memasuki materi utama seminar saya mulai merasakan ketidak puasan para peserta, suara dari sebelah kanan dan belakang saya sudah terkesan mulai ragu dengan “membaca” komentar dari mereka masing-masing yang pada intinya adalah, “wah ternyata KUI yang cari marketing!”. Bahkan peserta sebelah kanan saya keluar meninggalkan tempat 20 menit sebelum acara selesai, yang didepan saya sibuk melahap tabloid Olga-nya (seminar-nya? What the hell about it!).

Bukan suatu masalah bagi saya jika sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja, itu juga peluang cari duit, dan saya bisa menggunakannya bila dibutuhkan. (apalagi gak perlu ngantor)

Yang jadi masalah adalah mereka merasa tersilaukan dengan “gemerlap” anti nganggur!. “Jika hanya seperti itu, aku juga bisa! jualan rokok di terminal! Kan gak nganggur!” kata Totok something-lah (istilah Bp. Danny A) peserta disamping kanan saya sambil beranjak keluar.

Saya setuju dengan Bp. Dony SW, bahwa kita harus cerdas dalam menilai sesuatu termasuk membaca dan memperhatikan “headline-nya”. Tapi ma'af, apa itu berarti orang yang lebih pintar berhak “membodohi” orang lain? Dengan berdalih “salahmu sendiri kenapa kok tidak dicermati!”* (*bukan perkataan Bp. Dony SW)

Harapan “bermain” dengan internet untuk cari uang berubah menjadi “carilah” investor web untuk KUI alias jadi sales atau marketing bukan netter. Saya tidak menyalahkan KUI ataupun Totok something-lah atau siapapun, benar memang”anti nganggur”, tapi apa itu jitu? Kalau itu jitu maka Totok-pun jitu.

Saya jadi merasa terkesan dengan Bp. Dony SW yang harus menjadi “lawyer” untuk kliennya dengan memaksakan isme-nya berfikir positif jangan MCC.

Pertanyaan “baru” timbul untuk Bp. Dony SW, “Positive Thinking Vs Cerdas mana yang lebih didahulukan / penting?”

Sebetulnya masih banyak yang bisa saya utarakan atau selatankan (ha...ha...ha...), tapi saya rasa cukuplah sampai disini saja komentarnya.

Saran saya untuk IMA SCU, tunjukkan kualitasmu sebagai penyandang Undip dong, belajar bukan hanya dikampus saja, diluar sana masih banyak daun hijau yang bisa dimasak jadi sayur yang lezat dan bergizi tinggi.

Semoga segala saran dan kritik saya bisa ditanggapi dengan “Positive Thinking” dan “cerdas” oleh siapapun juga, Amin.